IMG-LOGO
Home Advertorial Anjal dan Gepeng Masih Marak di Lampu Merah, Jadi Sorotan DPRD Samarinda
advertorial | DPRD Samarinda

Anjal dan Gepeng Masih Marak di Lampu Merah, Jadi Sorotan DPRD Samarinda

oleh Hasa - 22 Mei 2025 02:54 WITA
IMG
Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra

POLITIKAL.ID - DPRD Kota Samarinda menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketertiban dan keselamatan publik.

Salah satu yang menjadi sorotan DPRD Samarinda adalah maraknya anak jalanan (anjal) dan gelandangan pengemis (gepeng) yang kian menjamur di sejumlah titik lampu merah kota.

Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra, menegaskan bahwa keberadaan anjal dan gepeng bukan hanya mengganggu pengguna jalan, tetapi juga menimbulkan potensi kecelakaan lalu lintas yang membahayakan anak-anak itu sendiri.

Padahal, menurutnya, Pemerintah Kota telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2017 yang secara tegas melarang masyarakat memberikan uang atau bantuan kepada anjal dan gepeng. Sayangnya, implementasi di lapangan masih jauh dari harapan.

“Keberadaan mereka (Anjal dan Gepeng) di lampu merah cukup mengganggu,” ujar Samri.

Lebih lanjut ia mengatakan saat pihaknya melakukan koordinasi dengan Satpol PP Samarinda untuk melakukan penangan, ternyata ditemukan sejumlah kendala yang dihadapi.

Salah satu yang menjadi hambatan adalah tidak adanya tempat untuk menampung para anjal dan gepeng yang telah ditertibkan. Selain itu persoalan lain adalah tidak adanya anggaran untuk makan jika para anjal dan gepeng ini ditahan.

“Kendalanya tidak adanya tempat penampungan anak jalanan dan pengemis yang ditertibkan. Selain itu, tidak ada anggaran untuk kebutuhan makan dan operasional jika mereka harus ditahan sementara di kantor,” kata Samri..

Jadi kata dia, persoalannya bukan hanya menangkap, tapi tempat penahanan  setelah ditangkap.

Sebagai langkah sementara, ia meminta Satpol PP untuk menempatkan personel secara siaga di titik-titik lampu merah yang rawan menjadi tempat beroperasinya anak jalanan dan pengemis, khususnya di kawasan yang dianggap menggiurkan karena mudah mendapatkan uang.

Selain itu, Shamri juga mengimbau masyarakat Samarinda untuk tidak memberikan uang kepada anak jalanan dan pengemis di jalan.

“Bukan berarti kita tidak punya empati, tetapi ini bagian dari upaya menghentikan aksi mereka. Kalau tidak ada yang memberi, mereka akan lelah dan berhenti dengan sendirinya,” tandasnya.

(ADV)

Berita terkait