POLITIKAL – Wali Kota Samarinda, Andi Harun menegaskan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ukan sekadar perlombaan membaca Al-Qur’an, melainkan wadah pembentukan karakter generasi Qurani.
Hal ini disampaikan Andi Harun saat membuka MTQH ke-45 Tingkat Kota Samarinda.
Pembukaan MTQH ini berlangsung di Teras Samarinda, Jalan Gajah Mada pada Minggu (28/9/2025) malam.
“Mudah-mudahan dari MTQ ini lahir generasi-generasi Qur’an dan Hadis yang bisa memberi kebanggaan bagi pemerintah kota dan seluruh masyarakat. Sekaligus mengirimkan pesan bahwa Al-Qur’an bukan hanya pedoman ibadah, tapi juga landasan membangun kecintaan pada kota, bangsa, dan negara,” ujarnya.
Ia juga memberikan pesan khusus bagi para peserta agar menjaga keikhlasan selama berkompetisi.
“Tekun, ikuti syarat Dewan Hakim, dan jalani dengan ikhlas. Tidak semua bisa menjadi juara, tapi setiap peserta bisa menjadi yang terbaik untuk dirinya sendiri dan untuk kota ini,” tuturnya.
Meski dilaksanakan sederhana, pembukaan MTQH ke-45 tetap terasa meriah. Panitia melibatkan organisasi lokal dan mendapat dukungan penuh dari Polresta Samarinda.
“Kegiatan ini pertama kali kita lakukan di Teras Samarinda. Ternyata sangat menarik, indah, dan lalu lintas tetap lancar. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung,” kata Andi Harun.
MTQ sendiri memiliki sejarah panjang di Indonesia. Pertama kali digelar pada 1940-an dan dilembagakan secara nasional sejak 1968, perhelatan ini menjadi agenda keagamaan penting.
“Al-Qur’an selalu aktual sesuai perkembangan zaman. Jadi, kalau ada yang mengatakan Al-Qur’an sudah tidak relevan, itu tidak pantas disampaikan,” tuturnya.
Menurutnya, MTQH bukan hanya ajang perlombaan, melainkan sarana edukasi agar umat semakin mencintai, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam. Dari fikih, tafsir, hadis, hingga tata bahasa Arab, semua menjadi bagian dari proses memuliakan Al-Qur’an.
“Siapapun yang memuliakan ahlul Qur’an akan mulia di mata Allah. Sebaliknya, jika direndahkan, maka balasan setimpal akan diterima,” pungkasnya.
(tim redaksi)