POLITIKAL.ID - Dalam menghadapi dinamika kebijakan ekonomi global yang semakin kompleks, Indonesia terus menunjukkan komitmennya untuk memperkuat posisi ekonomi negara.
Salah satu langkah penting yang perlu dilakukan adalah diversifikasi hubungan perdagangan, yang kini menjadi kunci utama dalam menjaga ketahanan ekonomi Indonesia, terutama di tengah ketegangan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, meskipun hubungan perdagangan langsung Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) hanya berkontribusi kurang dari 2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dampak kebijakan AS terhadap perekonomian global sangat besar dan tidak bisa diabaikan.
“Perdagangan kita dengan AS memang relatif kecil, hanya kurang dari 2% dari PDB kita, namun ini tidak berarti kita bisa mengabaikan dampak besar yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan global,” ujar Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, kondisi global saat ini mendorong banyak negara untuk mengevaluasi kembali strategi perdagangan mereka dan mencari alternatif pasar ekspor di luar AS.
Dalam konteks ini, Indonesia semakin aktif menjajaki dan mempercepat perundingan dagang yang sebelumnya terhambat.
"Pemicu ini yang mungkin merupakan sisi positif, telah menyebabkan banyak diskusi tentang perjanjian perdagangan yang telah terhenti atau belum membuat kemajuan. Sekarang ada perasaan bahwa kita benar-benar harus membuat kemajuan, kita benar-benar harus mencapai kesepakatan karena alternatifnya adalah tidak ada atau kurang. Jadi itu sebenarnya mungkin sisi positif dari mengadakan lebih banyak diskusi seperti pembicaraan Indonesia-Uni Eropa yang sedang kita lakukan," tutur Sri Mulyani.
Dia juga menyoroti pentingnya hubungan ekonomi Indonesia dengan Tiongkok. Meskipun Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan negara tersebut, Tiongkok juga banyak memberikan investasi di Indonesia, terutama di sektor mineral strategis.
"Tiongkok telah berinvestasi besar di sektor mineral strategis Indonesia. Ini adalah area di mana Indonesia memegang peranan penting karena kekayaan sumber daya alam kita. Indonesia sudah berproduksi di sektor ini," ungkap Sri Mulyani.
Dengan berbagai pendekatan tersebut, pemerintah Indonesia menyatakan komitmennya untuk memperluas cakupan perdagangan dan investasi internasional sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi jangka panjang di tengah lanskap global yang penuh ketidakpastian.
"Jadi ini adalah area yang bisa memberikan banyak alternatif bagi Indonesia, baik dalam bentuk tujuan perdagangan maupun dalam hal area di mana kita bisa bekerja sama, bermitra dengan banyak negara di dunia," tandasnya.
(*)