POLITIKAL.ID - Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk memastikan ketahanan pangan yang stabil bagi masyarakat.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah penugasan kepada Perum Bulog untuk menyerap jagung hasil panen petani dengan jumlah yang signifikan, yaitu maksimal 1 juta ton sepanjang tahun 2025.
Penugasan ini memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu memperkuat Cadangan Jagung Pemerintah (CJP), sebagai bagian dari upaya untuk menjaga kestabilan harga pangan di seluruh wilayah Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menegaskan bahwa pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) jagung sebesar Rp5.500 per kilogram.
"Keputusan mengenai penugasan kepada Bulog untuk membeli jagung sebanyak maksimal 1 juta, dengan harga Rp5.500, sudah diputuskan oleh pemerintah," ujar Zulhas usai Rapat Koordinasi Penyerapan Jagung di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin.
Dengan estimasi total produksi jagung di Indonesia pada tahun 2025 yang diperkirakan mencapai 17 juta ton, penyerapan sebanyak 1 juta ton jagung oleh Bulog ini setara dengan sekitar 5,8% dari total produksi nasional.
Zulhas menambahkan, angka ini dianggap ideal, yaitu tidak terlalu kecil agar dampaknya terasa, namun juga tidak terlalu tinggi yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan.
"Sedang segitu, kalau terlalu kecil dampaknya kurang, kalau terlalu tinggi juga nanti nggak baik. Jadi kira-kira 5 persen sedang," katanya.
Pemerintah melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 18 Tahun 2025 telah menetapkan harga HPP jagung di tingkat petani sebesar Rp5.500 per kilogram.
Dengan harga ini, diharapkan petani bisa mendapatkan keuntungan yang adil dan pasar jagung domestik tetap stabil. Selain itu, langkah ini juga akan memperkuat stok cadangan pangan negara yang sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan pangan di masa depan.
(*)