POLITIKAL.ID - Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda menggelar Festival Bangga Kencana ke-3 di Indoor GOR Segiri, Rabu (23/7). Agenda ini menjadi momentum strategis dalam memperkuat sinergi lintas sektor guna mengatasi masalah stunting di Kota Tepian.
Festival ini dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, yang turut didampingi oleh Plt Kepala DPPKB Samarinda, Isfihani. Dalam sambutannya, Saefuddin menyebut acara tersebut sebagai wujud nyata dari program nasional Quick Win yang dicanangkan Kemendukbangga RI.
"Alhamdulillah, DPPKB Samarinda sudah melaksanakan kegiatan Festival Bangga Kencana ke-3 sebagai wujud kepedulian kita untuk mengurangi stunting di Samarinda," kata Saefuddin.
Salah satu highlight dalam festival adalah penandatanganan komitmen bersama dalam Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), yang melibatkan berbagai elemen pemerintahan dan masyarakat.
Ia menegaskan, penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Perlu sinergi kuat antar OPD dan keterlibatan aktif masyarakat di tingkat kelurahan dan kecamatan.
"Sebenarnya kita sudah bersama-sama, tinggal bagaimana menyatukan agar program bisa berjalan maksimal," tambahnya.
Data jadi kunci utama. Saefuddin menyebut jika keluarga berisiko sudah tercatat by name by address, maka intervensi akan lebih efektif.
Sementara itu, Plt Kepala DPPKB Samarinda, Isfihani, merinci bahwa dari 18.039 jiwa yang masuk dalam kategori keluarga berisiko stunting, sebanyak 555 orang sudah ditangani secara intensif. Program pemenuhan gizi dan edukasi pun digulirkan.
"Kita beri makan kepada 400 orang, kemudian 100 orang kita berikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), sisanya sudah ditangani Dinas Kesehatan," ungkap Isfihani.
Pemkot juga mulai menyentuh isu psikososial anak melalui Gerakan Ayah Teladan, sebagai respons terhadap angka fatherless yang kini mencapai 20,9 persen. Program ini bertujuan menghidupkan kembali peran ayah dalam tumbuh kembang anak.
Tak hanya itu, DPPKB tengah memperkuat program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya). Ada sekitar 40 tempat penitipan anak yang dinilai perlu peningkatan regulasi dan standar layanan.
"Tempat penitipan bukan hanya sekadar tempat tidur, tapi juga harus memberi stimulasi tumbuh kembang," tutup Isfihani.
(tim redaksi)