IMG-LOGO
Home Daerah Pemkot Samarinda Lindungi Pekerja Rentan, Lewat Jaminan Sosial dan Pelatihan Keterampilan
daerah | samarinda

Pemkot Samarinda Lindungi Pekerja Rentan, Lewat Jaminan Sosial dan Pelatihan Keterampilan

oleh Hasa - 28 Agustus 2025 10:34 WITA
IMG
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja Disnaker Samarinda, M. Reza Pahlevi

POLITIKAL.ID – Pemerintah Kota Samarinda terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan perlindungan bagi pekerja, khususnya mereka yang masuk kategori pekerja rentan.

Melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), berbagai program dijalankan demi memastikan para pekerja memiliki jaminan keamanan dan masa depan yang lebih baik.

Selain pemberian jaminan sosial, pelatihan keterampilan agar para pekerja tidak selamanya berada dalam posisi rentan juga turut dilakukan.

Saat ini, tercatat sekitar 19 ribu pekerja rentan telah terdaftar dalam program tersebut. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah, seiring proses verifikasi data masyarakat miskin dan miskin ekstrem yang masih berlangsung.

Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja Disnaker Samarinda, M. Reza Pahlevi.

“Skema ini memastikan pekerja rentan tetap memiliki perlindungan dasar. Jika kecelakaan kerja terjadi, seluruh biaya ditanggung hingga sembuh kalau meninggal dunia, ada santunan Rp42 juta ditambah beasiswa untuk anak sampai lulus kuliah,” terang Reza, Rabu (27/8/2025).

Namun, ia menekankan bahwa perlindungan jaminan sosial bukanlah satu-satunya jawaban. Menurutnya, meningkatkan keterampilan tenaga kerja juga penting agar pekerja tidak terus berada dalam lingkaran kerentanan.

“Tujuannya bukan hanya melindungi pekerja rentan tapi juga mengurangi kerentanan itu sendiri dengan menyiapkan skill sesuai kebutuhan industri,” ujarnya.

Berbagai pelatihan telah disiapkan, mulai dari K3 digital marketing, manajemen perkantoran, hingga bursa kerja rutin. Dengan begitu, pekerja bisa memiliki peluang lebih luas untuk masuk ke sektor formal dengan pendapatan yang lebih stabil.

Ia mencontohkan kelompok pekerja informal yang kerap terjebak dalam kondisi rentan, seperti tukang ojek pangkalan hingga buruh harian lepas.

“Risiko kerja mereka tinggi, tapi pendapatan tidak menentu. Pelatihan ini diharapkan bisa menjadi jalan keluar agar mereka lebih berdaya,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan bahwa rendahnya keterampilan dan sikap pilih-pilih pekerjaan masih menjadi tantangan.

“Dengan skill yang bagu maka pilih kerja tidak masalah perusahaan akan rebutan. Tapi kalau skill minim, pilih-pilih kerja ya susah. Karena itu pelatihan terus kami dorong,” tegasnya.

(*)

Berita terkait