POLITIKAL.ID - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menegaskan bahwa dunia tidak boleh terintimidasi oleh ancaman yang ditujukan kepada negara-negara yang mendukung Palestina.
Pernyataan ini dilontarkan menyusul rencana Israel yang akan mencaplok wilayah Tepi Barat, yang menambah ketegangan di kawasan tersebut.
Guterres mengingatkan bahwa meskipun ada resiko pembalasan, dunia internasional harus terus berupaya menekan Israel untuk menghentikan tindakan yang dinilai merugikan proses perdamaian.
"Kita tidak boleh merasa terintimidasi oleh risiko pembalasan," ujar Guterres dalam konferensi pers, Sabtu (20/9/2025).
"Tindakan-tindakan ini, dengan atau tanpa reaksi kita, akan terus berlanjut. Yang penting adalah ada peluang untuk memobilisasi komunitas internasional agar dapat menekan Israel agar tidak melanjutkan kebijakan agresif tersebut," ujarnya
Menurut Guterres, Israel terus melakukan langkah-langkah untuk menghancurkan Gaza secara perlahan dan melakukan aneksasi wilayah Tepi Barat.
"Kita sedang menghadapi tingkat kekerasan yang sangat tinggi, terutama di Gaza, dengan tingkat kematian dan kehancuran yang sangat mengkhawatirkan," tambahnya.
Ia mengatakan ini adalah bencana kemanusiaan yang sangat besar. Rakyat Palestina menghadapi penderitaan luar biasa, dengan kelaparan, kekurangan layanan kesehatan, dan banyak orang yang kehilangan tempat tinggal.
Sekjen PBB tersebut tetap menahan diri untuk menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai "genosida," meskipun badan-badan PBB telah menggunakan kata yang ditentang keras oleh Israel tersebut.
"Masalahnya adalah bukan fungsi saya untuk menentukan secara hukum soal genosida. Itu bukan wewenang saya. Tapi, perlu diperjelas, masalahnya bukan pada kata tersebut. Masalahnya adalah realitas di lapangan," pungkasnya.
(*)