POLITIKAL.ID - Suasana penuh kehangatan, kebersamaan, dan semangat gotong royong menyelimuti malam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 Kampung Purwodadi, yang berlokasi di Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Acara yang digelar di Jalan Purwodadi RT 10, Sabtu (25/10/2025), ini menjadi momen istimewa bagi ratusan warga untuk bersyukur atas perjalanan panjang kampung yang kini telah menjelma menjadi lingkungan yang maju, produktif, dan harmonis.
Perayaan yang seluruhnya diinisiasi dan digerakkan oleh masyarakat setempat ini berlangsung sangat meriah dan sarat akan makna budaya. Kehadiran berbagai elemen masyarakat dari berbagai generasi menunjukkan soliditas warga Purwodadi. Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga mendapat perhatian dan dukungan dari jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Hadir langsung mewakili Wali Kota, Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, didampingi oleh Camat Samarinda Utara Muhammad Joni, Lurah Lempake Musliadi, perwakilan Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP), para Ketua RT di wilayah Lempake, serta sejumlah tokoh masyarakat setempat. Di antara tamu kehormatan yang hadir, tampak pula sesepuh Kampung Purwodadi, Mbah Tarwono, dan Joni Sinatra Ginting, mantan anggota DPRD Samarinda yang dikenal aktif memberikan dukungan sosial kepada warga Purwodadi.
Kemeriahan perayaan dimulai dengan tradisi budaya yang otentik, yakni arak-arakan kesenian tradisional Jantilan. Kesenian khas yang memukau warga dan tamu undangan ini menjadi simbol rasa syukur yang mendalam. Arak-arakan tersebut membawa gunungan yang disusun dari aneka sayur-mayur dan hasil bumi lainnya, yang melambangkan rasa syukur atas limpahan rezeki dan kemakmuran yang telah diterima masyarakat sepanjang tahun ini.
Tradisi Jantilan yang masih dilestarikan hingga kini di Kampung Purwodadi adalah gambaran nyata dari semangat gotong royong dan kekompakan warga. Meskipun sebagian besar warganya memiliki latar belakang suku Jawa, kampung ini telah berhasil memegang teguh nilai-nilai kebersamaan dan toleransi, menjadikannya contoh harmoni dalam keberagaman di tengah Kota Samarinda yang majemuk. Nilai-nilai ini menjadi fondasi kuat yang diwariskan oleh para pendiri kampung.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Saefuddin Zuhri menyampaikan rasa bangganya kepada masyarakat Purwodadi atas usia ke-53 yang telah diraih. Ia menilai, usia tersebut merupakan perjalanan panjang yang membuktikan kematangan sosial dan budaya warga dalam mengelola kehidupan bermasyarakat.
“Atas nama Pemerintah Kota Samarinda, saya menyampaikan selamat ulang tahun ke-53 untuk masyarakat Kampung Purwodadi. Saya juga membawa salam dari Bapak Wali Kota Andi Harun untuk seluruh warga di sini. Semoga semangat gotong royong, persaudaraan, dan kekeluargaan yang diwariskan para pendiri kampung ini tetap terjaga dan menjadi modal utama untuk terus membangun wilayahnya,” ujar Saefuddin disambut tepuk tangan meriah warga.
Lebih lanjut, Saefuddin Zuhri mengingatkan bahwa kemajuan yang dinikmati masyarakat Purwodadi saat ini tidak lepas dari perjuangan keras generasi pertama para transmigran asal Pulau Jawa yang datang ke Samarinda pada tahun 1972. Saat itu, wilayah Lempake masih merupakan hutan belantara tanpa fasilitas memadai.
“Jika dulu para pendahulu datang dengan penuh keterbatasan, kini hasil kerja keras mereka bisa kita nikmati bersama. Purwodadi yang dulu sepi kini telah menjadi kampung yang ramai, produktif, dan penuh semangat kemajuan. Ini bukti bahwa kerja keras dan kebersamaan tidak pernah sia-sia,” tambahnya, memberikan motivasi kepada generasi penerus.
Panitia penyelenggara juga mengisi rangkaian acara dengan pembacaan sejarah berdirinya Kampung Purwodadi, yang bertujuan untuk menanamkan rasa memiliki dan menghargai nilai-nilai perjuangan. Dikisahkan, cikal bakal kampung ini bermula pada 9 Oktober 1972, ketika sebanyak 40 Kepala Keluarga transmigran dari Jawa Tengah dan Jawa Timur tiba di Samarinda. Mereka mendarat di depan Kantor Gubernur Kaltim sebelum ditempatkan sementara di kawasan Bedeng (yang kini menjadi Lempake Jaya).
Dari tempat penampungan sementara itulah, para pendiri kampung mulai membuka lahan, membangun rumah, dan menata lingkungan. Proses panjang inilah yang akhirnya berkembang dan membentuk Kampung Purwodadi seperti yang kita kenal saat ini. Sejarah panjang ini menjadi pengingat penting bagi generasi muda tentang nilai kerja keras, kesabaran, dan kebersamaan sebagai kunci utama keberhasilan.
Puncak perayaan HUT ke-53 ditandai dengan tradisi pemotongan tumpeng oleh Saefuddin Zuhri, didampingi para pejabat dan tokoh masyarakat. Potongan pertama tumpeng diberikan sebagai simbol rasa syukur dan doa agar Kampung Purwodadi senantiasa diberkahi kedamaian, kemakmuran, dan kemajuan.
Suasana semakin meriah saat warga menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya daerah, termasuk tari tradisional Jawa Tengah dan musik gamelan. Kesenian tersebut tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang telah menjadi bagian dari identitas warga Purwodadi dan kekayaan budaya Kota Samarinda. Anak-anak, remaja, hingga orang tua larut dalam kebahagiaan, menciptakan suasana penuh semangat dan kebanggaan atas sejarah kampung mereka.
Bagi masyarakat Purwodadi, peringatan ulang tahun kali ini bukanlah sekadar pesta tahunan, melainkan momentum penting untuk memperkuat ikatan sosial dan memperteguh komitmen bersama untuk terus membangun kampung. Ketua Panitia HUT berharap kegiatan ini mampu menjadi wadah silaturahmi lintas generasi.
“Kami ingin nilai-nilai yang diwariskan para pendahulu terus hidup gotong royong, saling peduli, dan bekerja sama membangun kampung agar semakin maju,” ujarnya.
Dengan semangat kebersamaan yang terus dijaga, masyarakat berharap Purwodadi dapat menjadi kampung yang mandiri, aman, dan berdaya, selaras dengan visi Pemerintah Kota Samarinda menuju Kota Berperadaban. Wakil Wali Kota menyimpulkan,
“Purwodadi bukan sekadar tempat tinggal, tapi rumah bagi semangat kebersamaan. Inilah kekuatan sejati masyarakat kita.” pungkas Saefuddin Zuhri.
(Redaksi)