POLITIKAL.ID – Pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda tahun 2025 yang sempat mendapatkan kritikan dari berbagai pihak.
Kritikan ini dikarenakan kehadiran Wakil Gubernur Kaltim dan Kepala Staf Ahli Kodam VI/Mulawarman sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut yang dinilai akan menimbulkan indoktrinasi nilai-nilai militerisme serta penyampaian program pemerintah yang dianggap kurang tepat di lingkungan akademik.
Wakil Rektor III Unmul, Prof. Moh. Bahzar lantas memberikan klarifikasi soal PKKMB 2025 mengundang Pemerintah Provinsi dan Kodam VI/Mulawarman.
Pertama-tama ia mengungkapkan bahwa pada tahun ini Unmul menerima sebanyak 6.337 mahasiswa baru. Seluruh mahasiswa diwajibkan mengikuti rangkaian kegiatan PKKMB yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) 27 September Unmul, pada hari Senin, 4 Agustus 2025.
Prof. Bahzar menyatakan tujuan mengundang Pemerintah Provinsi agar mahasiswa bisa memperoleh informasi secara langsung mengenai program-program pemerintah yang sedang berjalan.
“Hal ini penting agar informasi yang diterima mahasiswa tidak hanya dari pihak kampus saja, tetapi juga dari sumber resmi pemerintah. Jadi, kami tidak melihat ada yang salah dari langkah ini,” jelasnya Prof. Bahzar, Jumat (8/8/2025).
Terkait kehadiran perwakilan Kodam VI/Mulawarman yang diwakili oleh Kepala Staf Ahli Pangdam, Prof. Bahzar menjelaskan bahwa pihaknya mengundang Kodam untuk memberikan materi wawasan kebangsaan dan geopolitik, terutama dalam rangka menyambut peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 yang akan segera dirayakan.
“Memberikan wawasan kebangsaan adalah hal yang penting dan relevan, terutama menjelang momen 17 Agustus. Kehadiran pakar dari Kodam dapat memperkaya pemahaman mahasiswa tentang nilai-nilai kebangsaan dan geopolitik,” ujar Prof. Bahzar.
Prof. Bahzar juga mengakui adanya kritik sebagai bagian dari risiko penyelenggaraan acara dengan peserta mencapai ribuan orang.
“Kami menerima kritik sebagai konsekuensi dari tanggung jawab besar dalam mengelola acara ini. Namun, niat kami jelas untuk memberikan pengalaman terbaik bagi mahasiswa baru,” tegasnya.
Lebih lanjut, Prof. Bahzar menyampaikan bahwa pelaksanaan PKKMB tahun ini berbeda dari sebelumnya karena melibatkan lebih banyak elemen di lingkungan kampus. Tidak hanya dari bidang kemahasiswaan dan akademik, tetapi juga kepala biro, kasubbag, koordinator, serta ketua jurusan turut serta dalam kepanitiaan.
“Keterlibatan berbagai pihak di kampus ini bertujuan agar seluruh civitas akademika merasa memiliki kegiatan ini, sehingga PKKMB bukan hanya menjadi tugas parsial, tetapi menjadi tanggung jawab bersama untuk kebaikan kampus secara keseluruhan,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai aksi mahasiswa yang sempat menarik perhatian, seperti berbalik badan saat Wakil Gubernur Seno Aji menyampaikan materi, serta lantunan lagu-lagu perjuangan dari tribun atas GOR sebelum Kepala Staf Ahli Pangdam memberikan materi, Prof. Bahzar menegaskan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari ekspresi demokrasi di kampus yang tidak dapat dibatasi.
“Demokrasi kampus memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengekspresikan pendapat mereka. Meskipun secara etika hal tersebut kurang tepat di momen resmi, kami menghargai kebebasan berekspresi dan percaya bahwa dinamika seperti ini justru memperkaya suasana akademik,” pungkas Prof. Bahzar.
(tim redaksi)