POLITIKAL.ID - Kondisi infrastruktur pengendalian banjir yang dinilai belum memadai menjadi sorotan utama Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, saat meninjau langsung lokasi banjir di kawasan Bengkuring, Samarinda.
Ia menyebut ketidaksiapan infrastruktur sebagai faktor utama penyebab genangan yang terus berulang di wilayah tersebut yaitu drainase yang sudah tidak berfungsi selayaknya.
Dalam kunjungannya ke RT 37, kawasan terparah yang terdampak banjir dengan air setinggi paha orang dewasa, Seno menyoroti tiga persoalan krusial.
“Turapnya belum sempurna, pompa mati, dan tidak ada pintu air. Ini yang membuat air tidak mengalir keluar,” ungkap Seno kepada awak media di lokasi.
Ia memastikan Pemprov segera berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai untuk menyusun solusi teknis. Warga berharap pemerintah tidak hanya reaktif, tetapi menyelesaikan persoalan secara tuntas dan berkelanjutan.
Menanggapi kondisi ini, Pemprov Kaltim berencana menggelar pertemuan teknis bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kementerian PUPR pada Jumat (30/5/2025). Pertemuan itu akan membahas secara rinci penanganan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengendalikan banjir secara menyeluruh.
“Kita akan duduk bersama BWS untuk bahas langkah teknisnya,” kata Seno.
Beberapa rencana yang akan dibahas meliputi:
Penyelesaian pembangunan turap,
Pengadaan dan pengaktifan pompa pengendali banjir, dan
Pemasangan pintu air untuk mendukung aliran pembuangan yang efektif.
Dalam kunjungan tersebut, Seno juga berdialog langsung dengan warga setempat. Banyak warga menyampaikan bahwa penanganan banjir selama ini cenderung bersifat sementara, tidak menyentuh akar persoalan.
Mereka mengeluhkan pemerintah yang sering datang saat bencana sudah terjadi, namun minim realisasi solusi jangka panjang.
Menanggapi aspirasi itu, Seno menegaskan komitmen Pemprov Kaltim untuk tidak hanya menangani banjir sebagai kejadian darurat, tetapi sebagai masalah struktural yang membutuhkan pendekatan lintas sektor.
“Kita akan cari akar masalahnya dan bahas bersama lintas lembaga. Dan ini harus tuntas,” ujarnya tegas.
Sebagai informasi, Kawasan Bengkuring memang telah lama dikenal sebagai wilayah langganan banjir di Samarinda, terutama pada musim hujan. Genangan yang terus terjadi setiap tahun menyebabkan kerugian materiil dan nonmateri bagi warga.
Karena itu, Pemprov menegaskan bahwa penanganan ke depan harus melibatkan rekonstruksi menyeluruh terhadap sistem drainase dan pengendalian air di kawasan tersebut.
(Redaksi)