POLITIKAL.ID - Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Mahakam Ulu yang dijadwalkan pada 24 Mei 2025 bukan hanya soal memilih pemimpin baru, tetapi juga menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran politik warga. Partisipasi aktif masyarakat di TPS dinilai sebagai bentuk kedewasaan berdemokrasi dan cerminan kualitas Pilkada itu sendiri.
Hal ini ditegaskan oleh berbagai pihak, mulai dari penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu, pemerintah daerah, DPRD Kaltim hingga tokoh-tokoh masyarakat.
Salah satunya datang dari Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, yang menilai bahwa keberhasilan PSU sangat ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih secara cerdas dan bertanggung jawab.
“Suara rakyat kunci utama dalam menentukan arah pembangunan untuk lima tahun ke depan. Mahakam Ulu harus bisa menentukan pilihannya,” ujar Ananda.
Ia menambahkan, satu suara memiliki nilai yang sangat besar dalam mempengaruhi arah kebijakan pembangunan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Oleh karena itu, masyarakat perlu bersikap kritis dalam memilih pasangan calon kepala daerah dan wakilnya.
Ananda juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah tergoda oleh iming-iming politik uang ataupun janji kosong. Menurutnya, penilaian terhadap calon harus berlandaskan pada visi-misi, program kerja, dan rekam jejak yang sudah terbukti membela kepentingan rakyat.
“Pilihlah pemimpin yang jelas rekam jejaknya dan memiliki kepedulian nyata terhadap pembangunan daerah,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua KPU Mahakam Ulu, Paulus Winarno Hendratmukti, menyampaikan bahwa pihaknya terus menggencarkan sosialisasi kepada pemilih sejak Maret 2025. Edukasi politik dilakukan untuk memastikan masyarakat benar-benar memahami tata cara pencoblosan, aturan main selama pemilu, serta pentingnya pengawasan bersama dalam pelaksanaan demokrasi.
“Kami menargetkan partisipasi pemilih bisa di atas 80 persen. Ini menjadi indikator keberhasilan dalam membangun kesadaran demokrasi di Mahulu,” katanya.
KPU juga memastikan bahwa jumlah pemilih tetap (DPT) tidak berubah dari Pilkada 2024 lalu, yakni sebanyak 27.869 orang, yang tersebar di 77 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh 50 kampung di Mahakam Ulu.
“Kami berharap masyarakat menjaga proses PSU ini tetap tertib, aman, dan damai. Ini momen penting, dan suara rakyat harus benar-benar menjadi penentu,” tutup Paulus.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk terlibat secara aktif dan bijak dalam PSU Mahulu, harapan besar pun muncul untuk melahirkan pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata bagi daerah terluar di Kalimantan Timur ini.
(Adv)