POLITIKAL.ID - Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan bahwa persoalan sampah di Kota Tepian tidak bisa lagi ditangani dengan pola lama.
Menurutnya, perubahan mentalitas masyarakat dan pemanfaatan teknologi modern adalah kunci utama dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang kian kompleks.
“Kalau pendekatan kita tidak berubah, sampah akan terus bertambah. Omong kosong kalau kita pikir bisa kendalikan sampah dengan cara lama,” ujar Andi Harun, menanggapi langkah-langkah terbaru yang dilakukan Pemerintah Kota Samarinda dalam pengelolaan sampah.
Andi Harun menjelaskan tahun ini, Pemerintah Kota Samarinda akan memasang sepuluh unit insinerator alat pemusnah sampah yang membakar sampah hingga habis dan mengurangi volume limbah secara signifikan.
Satu unit insinerator mampu mengolah 10 ton sampah dalam waktu 4 jam jika dioperasikan selama 8 jam sehari, 200 ton sampah bisa direduksi. Bahkan, dengan pengoperasian 24 jam, jumlah tersebut bisa berlipat ganda.
“Kita bangun insinerator sekarang saat kota lain belum memikirkannya. Percayalah, dua tahun lagi Samarinda akan jadi kota yang paling siap mengendalikan sampah,” ucapnya.
Ia menekankan pentingnya edukasi sejak dini agar generasi mendatang terbiasa hidup bersih dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya.
“Ini bukan sekadar urusan bersih-bersih. Ini tentang membangun peradaban kita ajari anak-anak sejak kecil bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari cara hidup kita,” ujarnya.
Gagasan besar itu juga mencakup upaya menjadikan sampah sebagai sumber pendapatan masyarakat. Pemerintah tengah merancang skema insentif melalui bank sampah dan program daur ulang yang melibatkan warga secara aktif.
“Bayangkan kalau sampah bisa jadi penghasilan warga akan punya motivasi kuat untuk memilah dan mengolah sampah. Ini yang sedang kami siapkan,” pungkasnya.
(*)