IMG-LOGO
Home Advertorial Krisis BBM di Kota Balikpapan, DPRD Kaltim Soroti Tata Kelola Distribusi Pertamina
advertorial | umum

Krisis BBM di Kota Balikpapan, DPRD Kaltim Soroti Tata Kelola Distribusi Pertamina

oleh VNS - 19 Mei 2025 15:42 WITA
IMG
Potret antrean BBM di SPBU Gunung Guntur, Jalan DI Panjaitan, Balikpapan Tengah, Senin (19/5/2025). (Dok. Istimewa)

POLITIKAL.ID - Tiga hari kelangkaan BBM jenis Pertamax di Balikpapan kembali membuka luka lama soal tata kelola distribusi energi di daerah. Sebagai kota yang selama ini dijuluki "Kota Minyak", krisis ini bukan hanya soal pasokan, tetapi juga menyangkut kepercayaan publik terhadap Pertamina sebagai satu-satunya operator utama energi nasional.

Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sabaruddin Panrecalle, dengan nada keras menyebut kondisi ini sebagai kegagalan sistemik yang tak boleh lagi ditoleransi.

“Ini ironis dan memalukan. Balikpapan adalah kota penghasil energi, tapi warganya harus antre bahkan kehabisan bahan bakar. Ini soal manajemen distribusi yang buruk,” kata Sabaruddin, Senin malam (19/5/2025).

Ia menyebut bahwa kelangkaan ini menimbulkan kecurigaan adanya persoalan lebih besar di balik layar, mulai dari kendala distribusi, lonjakan permintaan yang tidak terprediksi, hingga potensi penyelewengan.

“Kalau produksi BBM tidak bermasalah, berarti distribusinya yang amburadul. Ini harus diusut. BPH Migas dan Kementerian ESDM tak bisa diam,” tegasnya.

Lebih lanjut, Sabaruddin bahkan mendorong agar kementerian terkait melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Pertamina, termasuk kemungkinan penggantian pejabat strategis jika terbukti lalai dalam tugas pelayanan publik.

“Jangan hanya minta maaf ke publik. Masyarakat butuh kejelasan, bukan alasan klise. Kalau tidak mampu, ya dievaluasi total,” ucapnya.

Kondisi ini juga dikeluhkan oleh warga. Banyak yang harus berpindah dari satu SPBU ke SPBU lain tanpa hasil. Beberapa bahkan mengisi BBM di luar kota.

Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzy Adi Firmansyah, juga mendesak agar Pertamina Patra Niaga memberi penjelasan terbuka kepada masyarakat.

“Jangan biarkan warga terus bertanya-tanya. Kami minta penjelasan resmi dan segera normalisasi pasokan,” ujarnya.

Manajer SPBU Gunung Guntur, Randy Faisal Hud, mengonfirmasi kelangkaan sudah terjadi sejak dua hari sebelumnya tanpa kepastian kapan pasokan kembali.

Sementara itu, pihak Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melalui Edi Mangun, menjelaskan bahwa kelangkaan terjadi akibat lonjakan konsumsi. Pihaknya sedang mengupayakan distribusi tambahan dari Samarinda dan meminta warga tidak panik.

Namun hingga kini, pasokan belum benar-benar pulih, dan tekanan terhadap Pertamina serta pengelola distribusi energi nasional pun makin menguat.

(Adv)