POLITIKAL.ID - Sejumlah tokoh agama, akademisi, dan perwakilan masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan seruan bersama terkait situasi nasional yang memanas pasca meninggalnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, dalam insiden yang melibatkan kendaraan taktis aparat keamanan.
Dalam pertemuan di Cafe Bagios, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Minggu (31/8/2025), forum lintas masyarakat ini menyampaikan belasungkawa sekaligus menyerukan agar seluruh pihak mengedepankan ketertiban, persaudaraan, serta aksi damai.
“Demokrasi memberi ruang bagi siapa saja untuk menyuarakan pendapat. Namun kebebasan itu harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat luas,” tegas Syaparudin, koordinator forum lintas masyarakat Kaltim.
Dalam pernyataan sikapnya, forum menyampaikan tujuh poin seruan:
Mahasiswa dan generasi muda diminta menyampaikan aspirasi secara damai, menghindari provokasi maupun anarki.
DPRD Kaltim didorong membuka ruang dialog seluas-luasnya sebagai rumah aspirasi rakyat.
Aparat keamanan dan pemerintah daerah diminta bekerja humanis, persuasif, dan melindungi hak warga negara.
Masyarakat Samarinda diingatkan menjaga persaudaraan lintas agama dan etnis, serta menolak isu menyesatkan.
Tokoh agama dan masyarakat diajak mendoakan bangsa agar terhindar dari perpecahan.
Ketua RT diminta meningkatkan komunikasi dengan warga serta menyebarkan informasi yang menyejukkan.
Seluruh masyarakat Kaltim diimbau tetap beraktivitas normal dengan penuh ketenangan.
Forum ini menekankan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan dapat menyuarakan pendapat secara beradab tanpa mengorbankan ketertiban umum.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, yang hadir dalam pertemuan itu juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Affan. Ia menegaskan aparat telah menyiapkan skema pengamanan unjuk rasa dengan mengedepankan prinsip humanis dan persuasif.
“Kami pastikan besok pengamanan dilakukan sebaik mungkin. Tidak ada anggota yang akan bersikap arogan atau melakukan kekerasan. Namun tentu, aksi juga harus dijalankan secara damai,” ujar Hendri.
Ia menyebut dua hal utama yang menjadi pegangan aparat: mengawal aksi mahasiswa dengan cara humanis dan menjamin penyampaian aspirasi berjalan kondusif.
Para tokoh dan aparat sepakat bahwa Kalimantan Timur harus tetap menjadi rumah bersama yang aman dan damai. Ajakan ini diharapkan menjadi penyejuk di tengah gejolak nasional, sekaligus menegaskan bahwa aspirasi rakyat bisa tersalurkan tanpa harus menimbulkan kerusuhan.
“Kami yakin dengan sinergi semua pihak, aksi penyampaian aspirasi di Kaltim bisa berjalan tertib, damai, dan membawa manfaat bagi bangsa,” pungkas Syaparudin.
(Redaksi)