POLITIKAL.ID - Hari Bhakti Pemasyarakatan (HBP) Ke-61 tahun 2025 menjadi momen penting bagi Kanwil DitjenPAS Kalimantan Timur untuk memperkuat komitmen dalam memberikan pelayanan terbaik kepada warga binaan.
Kepala Kanwil DitjenPAS Kaltim, Hernowo Sugiastanto, berharap bahwa peringatan tahun ini menjadi titik balik bagi pemasyarakatan yang lebih baik dan profesional.
“Dengan usia yang telah mencapai 61 tahun, kita harus semakin dewasa dan profesional dalam melayani warga binaan. Tugas kita adalah memberikan pelayanan yang baik, baik bagi tahanan maupun narapidana, yang saat ini jumlahnya mencapai sekitar 12.983 orang di wilayah ini,” ujar Hernowo.
Selain itu, Hernowo juga menyoroti masalah yang selama ini menjadi tantangan besar, yaitu over kapasitas di lembaga pemasyarakatan (lapas).
Menurutnya, meskipun jumlah tahanan terus meningkat, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan mempercepat program asimilasi.
“Untuk mengurangi over kapasitas, kami terus mendorong percepatan program asimilasi. Dari Januari hingga April tahun ini, kami mendapat kabar baik dari dua kepala daerah yang berencana membangun lapas baru di Kalimantan Timur,” ujar Hernowo.
Salah satunya adalah Kabupaten Kutai Timur, yang hingga saat ini belum memiliki lapas. Sebagai solusinya, warga binaan dari Kutai Timur selama ini dititipkan di Lapas Bontang, yang memiliki kapasitas 1.750 orang.
Saat ini, Bupati Kutai Timur telah menyatakan dukungannya dengan menyiapkan lahan untuk pembangunan lapas baru.
“Alhamdulillah, Bupati Kutai Timur telah menyediakan lahan dan berkoordinasi dengan pusat untuk mewujudkan pembangunan lapas di daerah ini. Harapannya, ini akan mengurangi masalah over kapasitas,” lanjut Hernowo.
Sementara itu, rencana pembangunan lapas juga tengah dipersiapkan untuk Kota Samarinda. Wali Kota Samarinda masih melakukan pemilihan lokasi yang tepat untuk pembangunan lapas yang akan dibangun oleh pemerintah. Hernowo menekankan bahwa tujuan utama pemasyarakatan adalah mendidik dan membina warga binaan agar mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik.
“Kami tidak hanya fokus pada pembinaan keterampilan, tetapi juga penguatan kepribadian. Bagi yang beragama Islam, kami ajarkan ngaji dan ceramah agama. Harapannya, setelah keluar dari lapas, mereka bisa berbaur kembali dengan masyarakat dan memberikan manfaat,” tambahnya.
Peringatan HBP Ke-61 di Kanwil DitjenPAS Kaltim ini menjadi bukti nyata bahwa pemasyarakatan, meskipun penuh tantangan, selalu berorientasi pada perubahan positif bagi masyarakat. Dengan layanan yang lebih baik dan program-program yang bermanfaat, pemasyarakatan dapat menciptakan individu-individu yang berguna bagi lingkungan sekitar.
(Redaksi)