IMG-LOGO
Home Nasional Prabowo Soal Program MBG, Lahir dari Keprihatinan Terhadap Kondisi Anak Indonesia
nasional | umum

Prabowo Soal Program MBG, Lahir dari Keprihatinan Terhadap Kondisi Anak Indonesia

oleh Hasa - 16 Oktober 2025 07:22 WITA
IMG
Presiden Prabowo Subianto menjadi pembicara utama dalam Forbes Global CEO Conference 2025

POLITIKAL.ID - Presiden Prabowo Subianto menjadi pembicara utama dalam Forbes Global CEO Conference 2025 yang digelar di Hotel The St. Regis, Jakarta pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Pada kesempatan itu, Prabowo menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah dalam membangun fondasi sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

Prabowo menyampaikan bahwa MBG bukan sekadar program bantuan sosial, melainkan sebuah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.

 “Makan Bergizi Gratis pada dasarnya adalah penyediaan makanan bergizi tanpa biaya. Program ini lahir dari pengalaman saya selama bertahun-tahun berkampanye,” ujar Prabowo.

Presiden mengungkapkan bahwa gagasan MBG muncul dari keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak Indonesia yang mengalami kekurangan gizi dan stunting. 

Dalam berbagai kunjungan ke pelosok negeri selama masa kampanye, Prabowo menyaksikan sendiri bagaimana kemiskinan dan keterbatasan akses terhadap makanan bergizi telah menghambat pertumbuhan anak-anak.

“Setiap kali saya datang ke sebuah desa, saya disambut anak-anak yang berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangan. Saya sering berbicara dengan mereka. Saya tanya usia mereka, dan saya sering terkejut. Anak laki-laki kecil yang saya kira berumur empat tahun ternyata berumur sepuluh tahun. Anak perempuan yang saya kira berusia lima tahun, ternyata sudah sebelas tahun. Saat itulah saya melihat langsung, dengan mata kepala sendiri, stunting, kekurangan gizi, dan kemiskinan,” ucap Presiden Prabowo.

Kepala Negara menyebut bahwa program makan bergizi telah diterapkan di berbagai negara seperti India dan Brasil, yang terbukti membawa dampak sosial dan ekonomi positif. Ia menilai Indonesia memiliki kemampuan dan keberanian untuk melakukan hal serupa, sebagai bentuk keberpihakan terhadap anak-anak dan masa depan bangsa.

Sejak diluncurkan, Program MBG telah menjangkau lebih dari 35 juta anak-anak dan ibu hamil di seluruh Indonesia. Pemerintah membangun lebih dari 11.900 dapur layanan gizi yang tersebar di berbagai wilayah, dari kota besar hingga pelosok desa. 

Dapur-dapur ini tidak hanya menyediakan makanan bergizi setiap hari, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi lokal melalui pengadaan bahan pangan dari petani dan nelayan setempat.

Presiden menegaskan bahwa meskipun masih terdapat tantangan di lapangan, pengawasan dan standar operasional terus diperkuat untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan.

“Tentu kami menghadapi kendala. Beberapa kasus keracunan makanan memang terjadi, namun dari total jumlah makanan yang kami distribusikan, angkanya hanya sekitar 0,0007 persen. Bahkan satu kasus pun tidak dapat diterima, tetapi dalam setiap upaya manusia, mencapai kesempurnaan nol kesalahan sangatlah sulit. Kami tidak mencari alasan, kami bertekad memperbaikinya,” ujar Presiden.

Lebih lanjut, Prabowo juga menekankan bahwa MBG tidak hanya meningkatkan gizi anak-anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi daerah. Ribuan petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil kini mendapat pasar tetap untuk hasil mereka, sehingga roda ekonomi berputar hingga ke tingkat desa.

Prabowo juga menegaskan komitmennya untuk menekan angka kasus keracunan dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) hingga nol.

"Kami bertekad untuk menekannya (kasus keracunan MBG) sedekat mungkin sampai angka nol," kata Prabowo .

Prabowo mengakui dalam pelaksanaan MBG, terdapat sejumlah kasus keracunan di berbagai daerah. Namun, dalam evaluasi pemerintah, Prabowo menyebut bahwa persentase kasus keracunan dalam program MBG berkisar 0,0007%.

Meskipun jumlah kasus yang terjadi tergolong sangat kecil dibandingkan dengan total makanan yang telah disalurkan, Prabowo menegaskan bahwa setiap insiden tetap menjadi perhatian serius pemerintah.

"Saya rasa statistiknya hanya 0,0007%. Namun, satu kasus keracunan pun tidak bisa diterima," ujar Prabowo.

Pemerintah, kata Prabowo, menyadari bahwa untuk mencapai tingkat nol kesalahan dalam pelaksanaan program merupakan tantangan besar. Terlebih lagi, jika program melibatkan banyak pihak dan proses produksi yang masif.

Akan tetapi, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak menjadikan hal tersebut sebagai alasan. Kepala negara menekankan pemerintah bertekad memperbaiki seluruh aspek teknis dan operasional guna mendekati standar keamanan pangan MBG ke titik sempurna.

Sebagai langkah nyata, pemerintah telah meningkatkan pengawasan dan penerapan prosedur operasional standar (SOP) di seluruh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), hingga menyediakan berbagai peralatan modern untuk menjamin makanan higienis.

"Kami sekarang membeli peralatan baru, filter untuk air. Keranjang untuk makanan. Peralatan modern untuk memanaskan air, untuk memanaskan nampan yang dibawa. Kami sedang berusaha meningkatkan semua pengawasan," tegasnya.

(*)

Berita terkait