POLITIKAL.ID - Persatuan Ski Air dan Wakeboard Indonesia (PSAWI) Kalimantan Timur menggelar Rapat Koordinasi Provinsi (Rakorprov) Tahun 2025 di Samarinda, Sabtu (26/10/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi jajaran pengurus cabang olahraga tersebut untuk melakukan evaluasi, memperkuat koordinasi, serta menyusun langkah strategis menghadapi berbagai agenda ke depan.
Ketua Umum PSAWI Kaltim Saefuddin Zuhri dalam sambutannya menegaskan bahwa Rakorprov merupakan bagian dari tanggung jawab organisasi yang wajib dilakukan setiap tahun. Melalui forum ini, pengurus dapat melakukan introspeksi terhadap capaian maupun tantangan yang masih dihadapi.
“Koordinasi dan rapat kerja seperti ini adalah tuntutan organisasi. Kita harus melihat perjalanan PSAWI selama ini, apakah sudah sesuai dengan harapan induk organisasi, yaitu KONI,” ujar Saefuddin.
Meski pelaksanaan Rakor berlangsung di tempat sederhana, Saefuddin menegaskan hal itu tidak akan mengurangi semangat dan rasa cinta para pengurus terhadap olahraga ski air dan wakeboard.
“Mohon maaf kalau tempatnya sempit, mungkin karena anggaran yang terbatas. Tapi saya yakin hal ini tidak akan mengurangi semangat dan kecintaan kita terhadap PSAWI,” tambahnya.
Apresiasi untuk Atlet dan Ajakan Cinta Olahraga
Saefuddin mengungkapkan rasa syukurnya atas capaian atlet Kaltim yang berhasil menyumbangkan medali perak di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Sumatera Utara–Aceh meski tidak diunggulkan. Ia pun berharap semangat tersebut terus terjaga di masa mendatang.
“Alhamdulillah walau tidak diunggulkan, PSAWI tetap mampu menyumbangkan medali untuk Kaltim. Saya juga ingin tahu apakah semua atlet yang kemarin bertanding hadir di sini, karena dukungan dari semua pihak sangat penting,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Saefuddin juga menyampaikan harapan agar PSAWI Kaltim dapat memiliki lokasi latihan sendiri yang representatif. Ia menilai kondisi Sungai Mahakam yang sering pasang surut dan bergelombang kerap menyulitkan atlet untuk berlatih secara konsisten.
“Harapan kami ke depan, Kaltim punya venue latihan sendiri. Alternatifnya di Bendungan Benanga di Samarinda. Kami masih koordinasikan agar bisa digunakan. Kalau di Mahakam, kadang pasang-surut dan gelombangnya tidak menentu, kasihan atlet dan pengurusnya,” jelasnya.
Saefuddin turut memberi apresiasi kepada pengurus PSAWI Samarinda yang diketuai oleh seorang perempuan. Ia menyebut hal itu sebagai bukti bahwa semangat olahraga tidak mengenal batas gender.
“Ketua PSAWI Samarinda ini perempuan, luar biasa. Mari beri tepuk tangan untuk Samarinda. Ini bukti bahwa semangat olahraga bisa datang dari siapa saja,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta Rakor.
KONI Dukung Pembinaan dan Sinergi Olahraga Air
Sementara itu, Wakil Ketua III KONI Kaltim, Tomy Ghazali, yang hadir mewakili Ketua KONI Kaltim, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat para pengurus PSAWI dalam mengembangkan cabang olahraga air tersebut.
“Rapat koordinasi dan evaluasi seperti ini penting untuk memastikan semua program berjalan sesuai tujuan. Kami harap Rakorprov ini bisa menyatukan persepsi dan strategi antar-pengurus di kabupaten/kota,” ujar Tomy.
Ia juga menegaskan bahwa KONI Kaltim tetap berkomitmen mendukung pembinaan olahraga meski kondisi keuangan daerah tengah terbatas.
“Kami memahami keterbatasan anggaran, tapi semangat tidak boleh berkurang. Semoga PSAWI bisa terus berbicara di level nasional maupun internasional,” kata Tomy.
Tomy menambahkan, keberhasilan pembinaan olahraga sangat bergantung pada sinergi seluruh pihak, baik pengurus cabang, KONI, maupun pemerintah daerah.
“Dengan kerja sama yang baik, saya yakin ski air dan wakeboard Kaltim akan semakin maju,” ungkapnya.
Tomy turut mengapresiasi perjuangan para atlet Kaltim yang telah berjuang di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) di Sumatera Utara dan Aceh.
“Kami bangga, meski belum banyak berbicara di PON Sumut-Aceh, namun ski air tetap memberikan sumbangsih untuk Kaltim. Semoga di event-event mendatang bisa tampil lebih maksimal,” ucap Tomy.
Tomy menyinggung kendala yang dihadapi dalam pembinaan atlet, salah satunya keterbatasan lokasi latihan yang memadai di Sungai Mahakam. Ia menyarankan agar Bendungan Benanga dapat dijadikan alternatif lokasi latihan yang lebih aman dan stabil.
“Sungai Mahakam kadang tidak kondusif untuk latihan. Alternatifnya bisa di Bendungan Benanga. Dulu waktu PON 2008, perusahaan saya ikut membantu pengerokan bendungan itu agar bisa digunakan untuk cabang ski air dan dayung. Semoga ke depan bisa difungsikan kembali,” jelasnya.
Tantangan Anggaran dan Harapan ke Depan
Tomy juga menyinggung keterbatasan anggaran daerah akibat kebijakan pemotongan dana bagi hasil dan kondisi fiskal nasional. Meski demikian, KONI Kaltim tetap berupaya memberikan dukungan terbaik bagi pengembangan olahraga di daerah.
“Memang kondisi keuangan daerah sedang berat. Tapi kami tetap berkomitmen membantu pembiayaan sebisa mungkin untuk kegiatan olahraga, termasuk ski air dan wakeboard,” ujarnya.
Ia berharap pengurus PSAWI di tingkat kabupaten dan kota dapat menyiapkan atlet terbaik untuk menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim yang akan digelar di Kabupaten Paser mendatang.
“Mari kita persiapkan diri dengan baik menuju Porprov. Setiap kabupaten dan kota harus ikut dalam babak kualifikasi. Dengan kerja sama dan semangat, saya yakin ski air Kaltim bisa lebih banyak berbicara di tingkat nasional bahkan internasional,” pungkas Tomy.
Menuju Porprov Paser 2026
Rakorprov PSAWI Kaltim 2025 ini juga menjadi ajang konsolidasi jelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Timur yang rencananya digelar di Kabupaten Paser pada 2026. Para pengurus kabupaten/kota diharapkan mempersiapkan atlet terbaik untuk mengikuti babak kualifikasi.
Kegiatan tersebut ditutup dengan doa dan ajakan untuk terus mencintai olahraga ski air dan wakeboard sebagai bagian dari kebanggaan daerah.
“Kalau tidak kita cintai dan nikmati, siapa lagi yang akan mencintai PSAWI? Ini olahraga yang menuntut biaya dan semangat besar. Mari kita rawat bersama,” tutup Saefuddin
(Redaksi)