IMG-LOGO
Home Daerah Uji Fondasi Picu Getaran, Wali Kota Samarinda Tegaskan Komitmen Tanggung Jawab Sosial Proyek Terowongan
daerah | samarinda

Uji Fondasi Picu Getaran, Wali Kota Samarinda Tegaskan Komitmen Tanggung Jawab Sosial Proyek Terowongan

oleh Hasa - 16 Oktober 2025 11:28 WITA
IMG
Wali Kota Samarinda Andi Harun saat di wawancarai di Hotel Mercure Samarinda, pada Kamis (16/10/2025).

POLITIKAL.ID  – Suasana di Jalan Kakap, Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir, mendadak ramai pada Rabu (15/10/2025) malam. Warga di sekitar lokasi proyek terowongan mendadak keluar rumah setelah merasakan getaran kuat yang mengguncang lantai dan dinding tempat tinggal mereka.

Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan bahwa getaran tersebut rupanya berasal dari kegiatan Pengujian Daya Dukung Pondasi (PDA Test) yang dilakukan tim proyek tunnel terowongan Samarinda di sisi outlet Jalan Kakap RT 19 sekitar pukul 21.00 WITA.

“Berdasarkan laporan teknis, pengujian dilakukan pada titik fondasi yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah warga terdekat. Dalam kegiatan itu, digunakan beban hammer seberat 6 ton yang ditumbuk sebanyak dua kali, masing-masing pada pukul 20.57 dan 20.59 WITA, dari ketinggian 30 dan 40 sentimeter,”jelasnya pada Kamis (16/10/2025).

Meski pengujian hanya berlangsung selama tiga menit dengan dua kali tumbukan, dampak getarannya terasa hingga ke rumah warga.

Ia mengucapkan permohonan maaf kepada masyarakat yang terdampak atas keresahan yang terjadi. Mereka menegaskan bahwa kegiatan PDA Test merupakan tahapan wajib dalam pengujian daya dukung pondasi sebelum pembangunan struktur besar seperti terowongan dilanjutkan.

Menurut penjelasan teknis, pengujian tersebut memang dilakukan dengan tumbukan kuat untuk memperoleh hasil yang akurat.

“Biasanya setiap ada pengujian beban menggunakan beban hammer, tumbukannya memang harus sekencang mungkin supaya respons dan reaksi autentik bisa diperoleh,” ucapnya.

Ia menambahkan, pengujian ini merupakan standar nasional dalam pembangunan infrastruktur berskala besar.

“Kita tidak boleh menurunkan kekuatan tumbukan, karena justru dari situ kita bisa tahu apakah fondasi benar-benar kuat. Kalau ada kekurangan dari sisi konstruksi, bisa diantisipasi sejak dini daripada baru diketahui setelah bangunan jadi,” katanya.

Pengujian seperti ini, lanjutnya, sudah lazim dilakukan pada berbagai proyek strategis seperti jembatan, flyover, maupun terowongan.

“Semua bangunan besar pasti melalui tahap uji ini sebelum dioperasikan. Sama halnya seperti jembatan, sebelum dibuka untuk umum, dilakukan pengujian beban berat untuk memastikan konstruksinya aman,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa meskipun kegiatan uji struktur tersebut merupakan bagian dari proses teknis pembangunan, pemerintah kota tetap memantau dan akan bertanggung jawab terhadap setiap dampak sosial yang muncul.

“Semua deviasi yang terjadi di sekitar terowongan, termasuk drainase dan rumah warga, walaupun tidak berkaitan langsung dengan pengerjaan konstruksi, akan kami atasi. Itu tetap menjadi perhatian Pemkot karena mereka adalah bagian dari warga kita semua,” tuturnya.

Ia menegaskan, tidak ada satu pun warga yang boleh merasa diabaikan dalam proyek pembangunan strategis ini dan memastikan bahwa setiap laporan dampak akan diverifikasi dan ditindaklanjuti secara transparan.

“Kami akan memastikan semua pihak yang merasa terdampak mendapat perhatian kalau ada keluhan, akan kami verifikasi. Kami ingin masyarakat tahu, pembangunan besar seperti ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal tanggung jawab sosial,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan rencana jangka panjang untuk mengamankan kawasan sekitar terowongan. Salah satu upaya yang sedang dikaji adalah pembebasan lahan tambahan untuk menciptakan zona steril di sekitar proyek.

“Sebenarnya kami punya kerangka ideal. Kami tidak hanya mengerjakan pengamanan area di sekitar proyek, tapi juga akan menambah luasan agar area tertentu benar-benar bebas dan aman,” jelasnya.

Menurutnya, rencana ini dilakukan agar aktivitas masyarakat tidak terlalu berdekatan dengan wilayah berisiko tinggi.

“Idealnya memang diperlukan daerah bebas untuk memudahkan pemeliharaan, jangkauan teknis, dan keselamatan masyarakat dalam jangka panjang,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan, pembebasan lahan akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

“Kemungkinan di tahun depan, jika keadaan keuangan membaik, kami akan menambah luasannya. Kita ingin daerah sekitar proyek ini benar-benar aman dan nyaman bagi warga,” tuturnya.

Lebih jauh, Andi Harun menyampaikan bahwa jika tidak bisa terealisasi pada 2026, pembebasan lahan akan diupayakan paling lambat pada 2027 setelah terowongan beroperasi.

“Kita sudah memikirkan itu sejak awal. Ini bukan hanya soal proyek, tapi soal keberlanjutan dan keselamatan masyarakat,” tegasnya.

Terkait kekhawatiran warga atas efek getaran, Andi Harun meminta masyarakat untuk tetap tenang. Menurutnya, getaran dari PDA Test merupakan bagian dari prosedur uji struktur dan tidak menandakan adanya bahaya langsung.

“Kadang dalam proses pembangunan besar, kegiatan seperti ini memang terasa. Sama halnya saat ada proyek pengeboran atau pemancangan pondasi, tetangga sekitar bisa merasakan getaran kecil. Itu normal selama dilakukan sesuai prosedur,” jelas Andi Harun.

Meski demikian, ia menekankan agar pelaksana proyek meningkatkan komunikasi dengan masyarakat agar tidak menimbulkan kepanikan di kemudian hari.

“Ke depan, saya minta setiap kegiatan seperti uji tumbukan atau pengujian berat disosialisasikan lebih dulu kepada warga sekitar. Supaya tidak terjadi kesalahpahaman, dan masyarakat merasa dilibatkan,” katanya.

(*)

Berita terkait