POLITIKAL.ID - Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Hanif Faisol Nurofiq, ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sambutan, Kamis (3/7/2025), menjadi penanda penting bagi percepatan transformasi sistem pengelolaan sampah di Kota Samarinda.
Menteri Hanif memberikan apresiasi terbuka kepada Pemerintah Kota Samarinda yang dinilai memiliki kemauan dan arah kebijakan yang jelas dalam menyelesaikan persoalan lingkungan secara sistemik.
“Pak Wali Kota sudah menyampaikan bahwa seluruh sistem akan ditransformasikan sebelum Desember. Kami hargai langkah ini. Tapi target waktu harus betul-betul ditepati, karena ini bukan sekadar proyek, melainkan pelaksanaan perintah undang-undang,” kata Hanif.
Apresiasi tersebut merujuk pada komitmen Wali Kota Samarinda, Andi Harun, dalam mengakhiri praktik open dumping yang selama ini masih dilakukan di TPA Sambutan. Pemkot disebut tengah mengarah ke sistem sanitary landfill dan controlled landfill, yang dianggap lebih sesuai dengan standar kelestarian lingkungan.
Namun, dalam sambutannya, Hanif Faisol juga mengingatkan agar Pemkot berhati-hati dalam mengadopsi teknologi insinerator. Ia menekankan bahwa penerapan insinerator skala kecil kerap tidak memenuhi standar emisi, bahkan berpotensi menimbulkan masalah baru.
“Kami tidak melarang, tetapi hampir semua insinerator mini gagal memenuhi standar baku mutu gas buang. Kami akan evaluasi bersama agar tidak terjadi solusi semu yang justru merusak,” ujarnya.
Dalam konteks yang lebih luas, Hanif juga mendorong Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk memainkan peran lebih strategis dalam mempercepat pembinaan terhadap seluruh kabupaten/kota di wilayahnya. Ia mengingatkan bahwa kemajuan pengelolaan lingkungan harus sebanding dengan besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki provinsi ini.
“Kalau semua daerah hanya menunggu, maka beban lingkungan akan semakin berat. Gubernur harus pimpin pembenahan ini secara menyeluruh. Kami tidak ingin ada ketimpangan antara potensi sumber daya dan kapasitas pengelolaan lingkungannya,” ucap Menteri Hanif.
Dalam sesi lanjutan kunjungan tersebut, Wali Kota Andi Harun mengajak Menteri Hanif melihat langsung kesiapan infrastruktur dan rencana jangka panjang Pemkot untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Samarinda. Teknologi tersebut dianggap solusi paling strategis untuk menjawab persoalan volume sampah harian kota yang terus meningkat.
“Hari ini grup Korea, Mister Kim, yang membangun PLTSa di IKN, sangat tertarik. Mungkin dua-tiga minggu ke depan beliau akan datang ke Samarinda untuk paparan,” ujar Andi Harun.
Ia juga mengaku telah mempelajari sistem PLTSa di Ibu Kota Nusantara (IKN), dan menilai teknologi serupa cocok diterapkan di Samarinda.
“Tanpa polusi, hemat bahan bakar. Ini sesuatu yang sudah kita putuskan, Samarinda harus memakai PLTSa itu,” tegasnya.
Meski telah membuka peluang investasi langsung, Andi Harun menyebut Pemkot masih mempertimbangkan skema pembiayaan terbaik. Salah satunya adalah opsi dari Kementerian LHK yang menawarkan sistem potongan langsung dari dana transfer daerah oleh Kementerian Keuangan.
“Kami lebih cenderung langsung ‘tick-tock’ antara Pemkot dengan pihak investor. Tapi kalau skema kementerian ternyata lebih efisien dan cepat, tentu kita pertimbangkan,” ujarnya.
Dengan dukungan pusat, potensi kerja sama global, dan percepatan sistem yang tengah dilakukan, Pemkot Samarinda dinilai telah masuk dalam jalur yang tepat menuju pengelolaan sampah yang lebih modern.
(Redaksi)