IMG-LOGO
Home Internasional 111 Organisasi Peringatkan Warga Gaza Hadapi Kelaparan Massa, Akses Bantuan Kemanusiaan Ditutup
internasional | umum

111 Organisasi Peringatkan Warga Gaza Hadapi Kelaparan Massa, Akses Bantuan Kemanusiaan Ditutup

oleh VNS - 24 Juli 2025 02:07 WITA
IMG
anak-anak di jalur gaza bereaksi saat warga Palestina menunggu untuk menerima makanan yang dimasak oleh dapur bantuan (foto:kompas)

POLITIKAL.ID - Di tengah blokade dan serangan yang belum reda, Gaza kini menghadapi ancaman yang tak kalah mematikan selain peperangan, kelaparan massal. Meski berton-ton bantuan kemanusiaan telah disiapkan, akses pengiriman nyaris mandek.

 Lebih dari 111 organisasi kemanusiaan memperingatkan bahwa kondisi ini tak lagi sekadar krisis tapi bencana kelaparan yang disengaja.

Pada Rabu (23/7), sebanyak 111 organisasi kemanusiaan dunia, termasuk Doctors Without Borders (MSF), Save the Children, dan Oxfam, mengeluarkan pernyataan bersama mengenai situasi kemanusiaan Gaza yang makin buruk. Mereka menyebut bahwa gudang-gudang bantuan di dalam dan sekitar Gaza dipenuhi logistik, namun tetap tak bisa disalurkan akibat pembatasan akses dan risiko tinggi di lapangan.

“Warga Palestina terjebak dalam siklus harapan dan patah hati, menunggu bantuan dan gencatan senjata, hanya untuk kemudian terbangun dan mendapati kondisi yang semakin memburuk,” bunyi pernyataan tersebut.

Kelompok-kelompok tersebut menyebutkan bahwa para pekerja dan penerima manfaat kini berada dalam kondisi makin melemah.

“Rekan-rekan kami dan mereka yang kami layani semakin lemah,” demikian disampaikan dalam pernyataan yang dilansir kantor berita AFP.

Mereka mendesak pembukaan seluruh perlintasan darat dan akses bebas bantuan kemanusiaan melalui jalur yang dipimpin PBB. Seruan itu beriringan dengan tuntutan gencatan senjata segera demi menyelamatkan jutaan nyawa yang terjebak tanpa makanan, air, dan layanan kesehatan.

Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menambah urgensi dari peringatan tersebut. Pada Selasa (22/7), PBB mengungkapkan bahwa sejak Mei lalu, lebih dari 1.000 warga Palestina tewas ketika mencoba mengakses bantuan pangan dari Yayasan Kemanusiaan Gaza yang disebut-sebut mendapat dukungan dari AS dan Israel.

Sementara itu, Amerika Serikat mengumumkan pengiriman utusan khususnya, Steve Witkoff, ke Eropa dan Timur Tengah untuk membicarakan peluang gencatan senjata dan pembentukan koridor kemanusiaan.

“Witkoff datang dengan harapan kuat bahwa kami akan mengajukan gencatan senjata serta koridor kemanusiaan untuk mengalirkan bantuan, yang sebenarnya telah disetujui oleh kedua belah pihak,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce.

Namun, organisasi-organisasi bantuan di lapangan menilai retorika itu belum cukup. Akses nyata tetap sulit, dan bantuan masih tertahan tanpa kepastian distribusi.

“Ini bukan hanya siksaan fisik, tetapi juga psikologis. Kelangsungan hidup bagaikan fatamorgana,” tambah pernyataan bersama para NGO tersebut.

Selagi para pemimpin dunia sibuk berunding, dua juta lebih penduduk Gaza bergulat dalam penderitaan. Dengan infrastruktur hancur, logistik tersendat, dan keamanan nihil, rakyat Palestina menghadapi bencana kelaparan yang bisa melampaui batas krisis kemanusiaan biasa.

Rakyat Gaza bukan hanya mendapat siksaan fisik, tetapi juga psikologis. Kelangsungan hidup bagaikan fatamorgana.

(Redaksi)