POLITIKAL.ID - Serangan brutal militer Israel ke Jalur Gaza tidak hanya menyasar warga sipil, tapi juga meruntuhkan sakralitas tempat ibadah. Gereja Keluarga Kudus (Holy Family Church), satu-satunya gereja Katolik di wilayah yang terkepung itu, dibombardir dalam sebuah serangan yang menewaskan tiga orang, termasuk Pastor Gabriele Romanelli.
Gereja tersebut selama ini menjadi tempat perlindungan bagi warga Kristen dan Muslim di tengah gempuran konflik. Kematian Pastor Romanelli mengguncang komunitas Katolik internasional, terlebih karena beliau dikenal aktif menyampaikan kabar langsung kepada Vatikan mengenai kondisi Gaza.
Paus Leo XIV menyampaikan duka dan kemarahannya secara terbuka. Dalam pernyataan resmi yang dikutip AFP, ia mengutuk serangan militer Israel tersebut secara langsung.
“Dengan duka yang mendalam, Patriarkat Latin bisa mengonfirmasi dua orang tewas dalam serangan yang tampaknya dilakukan pasukan Israel ke Kompleks Keluarga Kudus pagi ini,” tegas Paus Leo XIV.
Pernyataan itu menandai eskalasi sikap Vatikan terhadap Israel. Paus secara terbuka menyebut penggunaan kekuatan yang “membabi buta” dan menyebut tindakan Israel sebagai “serangan terhadap tempat suci.”
Meningkatnya kekhawatiran Vatikan ditunjukkan juga dalam langkah diplomatik dan simbolik. Paus Leo XIV menelepon Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk menyampaikan solidaritas dan membahas situasi kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat. Ini adalah percakapan resmi pertama sejak Paus menjabat.
“Bapa Suci kembali menegaskan seruannya agar hukum humaniter internasional dihormati sepenuhnya, khususnya kewajiban melindungi warga sipil dan tempat-tempat suci, serta larangan penggunaan kekuatan secara sewenang-wenang dan pemindahan paksa penduduk,” tulis Vatikan melalui Vatican News.
Ketegangan meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghubungi Paus pada Jumat lalu, menyampaikan “penyesalan” atas insiden itu. Israel mengklaim serangan ke kompleks gereja disebabkan oleh rudal nyasar dan berjanji menyelidikinya.
Namun, pernyataan orang nomor dua di Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, mengisyaratkan keraguan terhadap klaim Israel.
“Apakah itu benar-benar sebuah kesalahan, yang secara sah bisa kita ragukan, atau justru ada niat untuk menyerang gereja Kristen secara langsung,” ucap Parolin dalam wawancara dengan saluran Italia Rai 2.
Sikap Vatikan yang biasanya hati-hati kini berubah lebih tegas. Kardinal Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, bahkan dikirim langsung ke Gaza untuk mengunjungi korban luka dan memimpin misa di reruntuhan Gereja Keluarga Kudus.
“Kami bukan sasaran. Mereka bilang ini sebuah kesalahan, tapi hampir semua orang di sini tidak percaya itu benar,” kata Kardinal Pizzaballa kepada Corriere della Sera.
Kehadiran Pizzaballa di Gaza mempertegas komitmen Vatikan untuk mendampingi rakyat Palestina, khususnya umat Kristiani yang selama ini menjadi minoritas terpinggirkan di tengah konflik.
Gereja, yang seharusnya menjadi tempat aman, kini berubah menjadi simbol penderitaan dan perlawanan. Bagi Vatikan, serangan ini tidak hanya menggugurkan nyawa, tapi juga menyalakan nyala api perlawanan moral terhadap kebiadaban perang.
(Redaksi)