POLITIKAL.ID - Upacara peletakan batu pertama pembangunan Asrama Polisi (Aspol) Samarinda yang berlangsung di Jalan Gelatik, Sabtu (17/5/2025), menjadi momentum penting bagi transformasi wajah kesejahteraan prajurit Polri di Kalimantan Timur.
Acara tersebut dihadiri oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Wali Kota Samarinda Andi Harun, Kapolda Kaltim Irjen Pol Endar Priantoro, Kapolres Samarinda Kombes Pol Hendri Umar, serta Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud.
Dalam sambutannya, Kapolri menegaskan bahwa proyek ini bukan sekadar konstruksi, melainkan manifestasi kehadiran negara dalam memberikan ruang hidup yang layak bagi aparaturnya.
“Kalau prajurit kita tinggal dalam kondisi tidak layak, bagaimana mereka bisa optimal melayani masyarakat? Apa yang dilakukan Pemkot Samarinda ini adalah contoh bahwa sinergi pusat dan daerah bisa melahirkan kebijakan yang menyentuh langsung kebutuhan prajurit,” kata Jenderal Listyo Sigit.
Pemkot Samarinda melalui APBD telah menghibahkan lebih dari Rp50 miliar untuk mendukung pembangunan Aspol. Proyek ini akan berdiri di atas lahan seluas 14.559 meter persegi, dilengkapi fasilitas 15 unit rumah untuk perwira, 31 unit rumah bintara, barak bujang 30 kamar, aula, dan mushola.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menyampaikan bahwa gagasan pembangunan ini lahir dari keprihatinan pribadi atas kondisi lama asrama yang dinilai tidak manusiawi.
“Ini bukan sekadar proyek. Ini adalah bentuk empati kami. Kami ingin menunjukkan bahwa pemerintah hadir bukan hanya untuk membangun jalan dan gedung, tapi juga untuk menghadirkan rasa aman dan layak bagi mereka yang menjaga kota ini siang malam,” tegas Andi Harun.
Menurutnya, dukungan terhadap aparat penegak hukum memiliki dampak ganda. Selain mendorong pelayanan publik yang lebih baik, hal ini juga menopang stabilitas sosial dan ekonomi daerah.
Ia menyebut, kolaborasi lintas sektor yang terus dibangun turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi Samarinda menjadi tertinggi di Kaltim, yakni 8,66 persen.
Pembangunan Aspol melengkapi deretan program Pemkot sebelumnya, seperti penyelesaian asrama Kodim dan renovasi asrama Denpom. Semua ini menunjukkan kesinambungan perhatian pemerintah kota terhadap institusi pertahanan dan keamanan.
“Ini bukan soal bangunan, tapi soal rasa. Ketika aparat merasa dihargai, mereka akan melayani dengan hati. Ini bentuk pembangunan yang mungkin tidak selalu tampak di grafik, tapi terasa di lapangan,” pungkas Andi Harun.
(Adv)