POLITIKAL.ID - Di tengah arus urbanisasi dan tantangan hidup di tanah perantauan, Ikatan Keluarga Besar Manggarai Barat (Ikamba) Kalimantan Timur menjelma menjadi lebih dari sekadar organisasi paguyuban. Mereka hadir sebagai rumah kedua, tempat pulang bagi ribuan warga Manggarai Barat yang kini membangun kehidupan di Kalimantan Timur.
Momentum Musyawarah Besar (Mubes) ke-II Ikamba, yang digelar di Hotel Grand Kartika, Samarinda, Minggu (10/8/2025), menjadi bukti bahwa ikatan emosional, budaya, dan kepedulian sosial bisa dirawat bahkan diperkuat di luar tanah kelahiran.
Acara ini dihadiri para tokoh masyarakat, pimpinan cabang Ikamba dari berbagai wilayah di Kaltim, dan secara khusus Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, yang memberikan apresiasi atas kontribusi Ikamba terhadap pembangunan sosial di Kota Tepian.
"Masyarakat Ikamba bukan sekadar pendatang. Mereka bagian dari denyut nadi Kota Samarinda. Lima tahun terakhir, kami melihat banyak kontribusi nyata dari kegiatan sosial hingga budaya. Ini harus terus dirawat," ujar Saefuddin dalam sambutannya.
Lebih dari itu, Saefuddin menyampaikan harapan agar sinergi antara Ikamba dan pemerintah kota tidak hanya dipertahankan, tetapi juga diperluas. Ia bahkan secara terbuka menyatakan dukungan penuh terhadap kepemimpinan Paulinus Dugis untuk kembali menakhodai Ikamba periode 2025–2030.
"Saya tidak punya pilihan lain selain Paulinus Dugis. Beliau telah membuktikan diri sebagai pemimpin yang mengayomi dan mampu menjaga semangat kolektif warga Ikamba," tegasnya.
Bagi masyarakat perantauan, identitas bukan hanya soal asal-usul. Ia adalah tali yang menjaga arah, pondasi yang menguatkan langkah. Di Kalimantan Timur provinsi dengan tingkat mobilitas penduduk yang tinggi IKAMBA hadir menjaga tradisi, solidaritas, dan nilai-nilai khas Manggarai Barat yang ramah, egaliter, dan terbuka. Ketua Ikamba Kaltim, Paulinus Dugis, dalam sambutannya menegaskan bahwa organisasi yang ia pimpin akan terus berkontribusi bagi pembangunan daerah, sambil menjadi jembatan penyampai aspirasi masyarakat Manggarai Barat kepada pemerintah. "Kami percaya bahwa pembangunan yang baik harus menyertakan semua pihak. Ikamba akan terus menjadi mitra strategis bagi pemerintah, tidak hanya dalam urusan administratif, tetapi juga dalam membangun harmoni sosial," ujarnya. Ia juga menekankan bahwa Ikamba tidak berdiri sebagai entitas eksklusif, melainkan terbuka untuk kolaborasi lintas budaya dan suku yang memang menjadi ciri khas masyarakat Kalimantan Timur. Dalam lima tahun terakhir, Ikamba aktif menggelar berbagai kegiatan mulai dari bakti sosial, festival budaya, diskusi kebangsaan, hingga turnamen olahraga yang melibatkan komunitas lintas daerah. “Kami ingin menunjukkan bahwa identitas budaya bukan untuk membangun sekat, tapi untuk memperkuat solidaritas,” ucap Paulinus. (Redaksi)