internasional | umum
Ketidakpastian Politik di AS Perlemah Dolar, Pasar Global Bergejolak
Pegawai menunjukan mata uang dolar AS dan rupiah di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (15/7/2025). Foto:Ist
POLITIKAL.ID - Kegagalan para legislator Amerika Serikat (AS) mencegah terjadinya government shutdown pada Rabu (1/10/2025) langsung memukul kepercayaan pasar keuangan dunia. Nilai tukar Dolar AS tercatat melemah tajam seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap dampak ekonomi dari penutupan pemerintahan federal.
Aksi jual terhadap greenback julukan bagi Dolar AS melonjak setelah kabar kebuntuan politik di Washington pecah. Data terbaru menunjukkan, Indeks Dolar, yang mengukur kinerja Dolar terhadap enam mata uang utama seperti Euro dan Yen, turun 0,2 persen menjadi 97,61. Lebih parah lagi, benchmark Dolar AS sudah anjlok 10 persen sepanjang 2025.
Jika tren ini berlanjut hingga akhir tahun, penurunan tersebut akan menjadi yang terbesar sejak 2003, ketika Dolar melemah 14,6 persen. Ini menjadi sinyal jelas bahwa ketidakpastian politik AS menggerus kepercayaan pasar global.
Penutupan pemerintahan federal terjadi setelah Senat AS gagal meloloskan rancangan undang-undang pendanaan jangka pendek. Partai Demokrat yang dipimpin Chuck Schumer dan Hakeem Jeffries mendesak perpanjangan insentif pajak untuk program kesehatan Obamacare. Di sisi lain, Presiden Donald Trump mengancam akan memangkas manfaat bagi sejumlah besar orang jika kesepakatan pendanaan tak tercapai. Kebuntuan dua kubu inilah yang melumpuhkan kemampuan pemerintah federal mengakses dana operasionalnya.
Analis valuta asing Citigroup, Daniel Tobon, menjelaskan government shutdown secara historis memang kerap memicu pelemahan Dolar AS, terutama terhadap mata uang-mata uang safe haven seperti Yen Jepang, Franc Swiss, dan Euro. Menurutnya, ketidakpastian politik yang meningkat bisa memberi tekanan tambahan pada greenback.
Namun Tobon memberi catatan optimistis. Jika kebuntuan politik ini dapat diakhiri dalam waktu singkat, pelemahan Dolar kemungkinan akan terbatas dan nilai tukarnya dapat kembali stabil seperti beberapa bulan terakhir.
Kini, nasib Dolar AS dan stabilitas ekonomi global bergantung pada seberapa cepat para pemimpin di Washington mampu mencapai kesepakatan pendanaan. Selama ketidakpastian politik belum terselesaikan, pasar global diperkirakan tetap waspada, dan greenback akan terus berada di bawah tekanan.
(Redaksi)