IMG-LOGO
Home Umum Prabowo Tekankan Efisiensi Layanan Haji, Targetkan Lebih Murah dari Malaysia
umum | umum

Prabowo Tekankan Efisiensi Layanan Haji, Targetkan Lebih Murah dari Malaysia

oleh VNS - 04 Mei 2025 15:07 WITA
IMG
Presiden Prabowo Subainto (tengah) . foto: Istimewa


POLITIKAL.ID - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menurunkan biaya haji lebih jauh dengan mendorong efisiensi lintas sektor, mulai dari maskapai hingga layanan akomodasi.

Ia bahkan menargetkan agar biaya haji Indonesia bisa lebih murah dibandingkan Malaysia.

Komitmen tersebut disampaikan Prabowo dalam peresmian Terminal 2F Khusus Haji dan Umrah di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (4/5/2025). 

Di hadapan jajaran kabinet dan pengelola haji, Prabowo menyebut efisiensi adalah kunci utama dalam memangkas biaya tanpa mengorbankan kenyamanan jemaah.

"Alhamdulillah biaya haji sudah turun Rp 4 juta per jemaah tahun ini. Tapi saya belum puas. Saya ingin bisa lebih murah lagi, bahkan kalau bisa lebih murah dari Malaysia," tegas Prabowo. 

Ia menekankan pentingnya koordinasi antara Kementerian Agama, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), dan operator seperti Garuda Indonesia untuk memangkas pengeluaran yang tidak perlu.

Menanggapi arahan tersebut, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengakui bahwa secara logis, seharusnya biaya haji tahun ini bisa saja lebih mahal.

 Hal ini disebabkan oleh berkurangnya subsidi dari BPKH, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan meningkatnya beban pajak di Arab Saudi.

Namun, lanjut Nasaruddin, sejumlah langkah penghematan telah berhasil dilakukan sehingga biaya jemaah bisa ditekan.

"Kalau kita bisa memotong masa tinggal lima hari saja, pemerintah bisa hemat Rp 200 miliar. Teknologi dan efisiensi akan sangat membantu," ujarnya.

Meski demikian, ia tetap mengingatkan bahwa pelaksanaan haji bukan hanya soal 

penghematan, tapi juga pelayanan dan ibadah. Pemerintah, kata dia, harus tetap menjaga kualitas layanan meski menekan biaya.

Prabowo secara khusus meminta agar Garuda Indonesia melakukan audit efisiensi. 

“Efisiensi harus dimulai dari transportasi, karena ini menyumbang beban terbesar. Kita tidak ingin jemaah membayar lebih hanya karena struktur biaya yang boros,” tandasnya.

(Redaksi) .