IMG-LOGO
Home Advertorial Reza Fachlevi: Drainase Tak Optimal Jadi Pemicu Banjir Berulang di Samarinda dan Kukar
advertorial | umum

Reza Fachlevi: Drainase Tak Optimal Jadi Pemicu Banjir Berulang di Samarinda dan Kukar

oleh VNS - 29 Mei 2025 15:52 WITA
IMG
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi/Foto: IG Akhmed Reza Fachlevi

POLITIKAL.ID - Masalah banjir yang terus berulang di wilayah Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menjadi perhatian serius DPRD Kalimantan Timur (Kaltim).

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi, menyebut salah satu penyebab utama banjir adalah sistem drainase dan aliran sungai yang belum optimal dalam mengalirkan air saat hujan deras turun.

“Drainase kita belum optimal. Begitu pula aliran sungai yang tersumbat, sehingga saat hujan deras, air tidak bisa mengalir dengan lancar. Akibatnya, genangan terjadi bahkan dalam hitungan jam,” ujar Reza.

Politisi Partai Gerindra ini menambahkan, kondisi ini diperparah oleh semakin menyempitnya kawasan resapan air karena alih fungsi lahan dan berkurangnya ruang terbuka hijau, baik di Kukar maupun Samarinda.

 Ia mengingatkan bahwa banjir bukanlah bencana semata, melainkan konsekuensi dari perencanaan pembangunan yang belum memperhitungkan kapasitas lingkungan.

“Ini jadi catatan kita semua. Banjir ini adalah peringatan bahwa ada yang salah dengan tata kelola lingkungan kita. Daerah resapan air makin berkurang, ruang hijau tergusur oleh bangunan, dan sungai makin dangkal. Kalau dibiarkan, akan terus terulang,” tegasnya.

Reza juga menyoroti lemahnya koordinasi antarinstansi dalam penanganan banjir dan pengelolaan drainase perkotaan. Ia menilai bahwa perlu ada integrasi program lintas sektor agar perencanaan pembangunan lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Tak hanya itu, ia pun mendorong agar pemerintah daerah lebih serius melakukan normalisasi sungai dan perbaikan jaringan drainase yang ada. Ia menekankan pentingnya audit teknis terhadap sistem saluran air, khususnya di titik-titik langganan banjir.

“Pemerintah harus segera mengevaluasi dan membenahi sistem drainase. Jangan tunggu parah dulu baru bertindak. Kita juga butuh data dan pemetaan drainase yang lengkap, supaya solusi yang diambil benar-benar tepat sasaran,” katanya.

Namun demikian, Reza menegaskan bahwa penanganan banjir bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Ia mengajak masyarakat turut serta berkontribusi melalui langkah sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan aktif menjaga kebersihan lingkungan.

“Kalau masyarakat buang sampah ke selokan, drainase yang sudah buruk makin mampet. Maka kolaborasi ini penting. Pemerintah membangun, warga menjaga,” pungkasnya.

Reza berharap, banjir yang terjadi kali ini bisa menjadi momen refleksi bersama bahwa krisis iklim dan kerusakan lingkungan bukan isu masa depan, melainkan sudah terjadi dan berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat di Kalimantan Timur.

(Adv)